Tuesday 10 April 2018

Runtuhnya Kerajaan Malaka


Runtuhnya Kerajaan Malaka

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seperti yang telah tercantum pada judul karangan ini, maka yang akan di jelaskan pada karangan ini ialah mengenai runtuhnya kota Malaka dan negara Islamnya serta kedatangan Portugis ke Malaka dan Malaka sebagai salah satu saksi interaksi antara VOC dan Kerajaan Johor. Sudah terlihat jelas bahwa karangan ini hanyalah tertuju pada perkembangan Malaka serta berbagai peristiwa yang terjadi pada saat itu saja.
Pada saat keruntuhan Malaka memang banyaklah hal yang mendasari ataupun mengawalinya. Salah satu faktor yang menyebabkan keruntuhan Malaka yaitu mengenai serangan yang dilakukan oleh Portugis untuk melawan Malaka. Pada saat itu Portugis memiliki semangat perjuangan yang sangatlah tinggi dan memiliki persenjataan yang jauh lebih sempurna serta terlatih dalam peperangan. Tidak seperti tentara Malaka yang lebih memilih untuk mundur dan melakukan serangan balasan.
Selain dari pada itu, Malaka juga merupakan salah satu kota yang menganut agama Islam. Bahkan dalam perdagangan kebanyakan di dominasi oleh orang-orang Islam. Malaka pada saat itu juga menjadi pelabuhan Internasional. Banyak pedagang asing menetap di Malaka, demi kepentingan dagang. Malaka juga sering menjadi sarang permusuhan antar golongan. Selalu ada sengketa setiap kali Malaka berganti Sultan ataupun Bendahara. Seringnya terjadi hal seperti itu menyebabkan para kaum Bangsawan menjadi terpecah-belah, dan akhirnya membentuk kelompok sendiri.
Di sela-sela perkembangan Malaka, Portugis datang di bawah kepemimpinan Diego Lopez de Squeira. Kedatangan Portugis ke Malaka dengan Motif utamanya yaitu ekonomi. Cara awal Portugis untuk bisa menjalankan motif utama tersebut yaitu dengan cara mengadakan perjanjian-perjanjian dengan para penguasa-penguasa Malaka. Portugis melakukan perjanjian ini dengan dalih, agar Portugis bisa mendapatkan izin perdagangan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Malaka juga merupakan salah satu saksi dari sebuah peristiwa atau konflik yang pernah terjadi di daerah sekitar selat Malaka. Salah satu dari peristiwa atau konflik tersebut yaitu konflik antara VOC dengan Kerajaan Johor. Pada waktu itu konflik terjadi disebabkan karena VOC ingin memonopoli timah. Selain itu, pos VOC yang berada di Malaka tidak bisa makmur. Hal itu disebabkan karena VOC mengadopsi kebijakan dagang yang cenderung lebih membantu Batavia sebagai pelabuhan daripada Malaka.
Akhirnya, saya berharap agar karangan ini dapatlah sedikit membantu pembaca agar bisa lebih tau secara khusus dan lebih detail tentang hal-hal apa sajakah yang pernah ada dan terjadi pada Kerajaan Malaka saat itu.

B.     Rumusan Masalah
Dalam pembuatan tugas atau karangan ini adapun rumusan masalah yang nantinya akan di bahas :
1.      Faktor yang menyebabkan runtuhnya kota Malaka pada saat itu.
2.      Kemerosotan negara islam yang berada di kota Malaka.
3.      Kedatangan Portugis ke malaka serta faktor yang mendorong kedatangannya ke Malaka.
4.      Malaka sebagai salah satu saksi jalur interaksi perdagangan dan berbagai konflik yang terjadi antara VOC dengan Kerajaan Johor.

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui Faktor yang menyebabkan runtuhnya kota Malaka pada saat itu.
2.      Kemerosotan negara islam yang berada di kota Malaka.
3.      Kedatangan Portugis ke malaka serta faktor yang mendorong kedatangannya ke Malaka.
4.      Malaka sebagai salah satu saksi jalur interaksi perdagangan dan berbagai konflik yang terjadi antara VOC dengan Kerajaan Johor.




BAB II
PEMBAHASAN
Runtuhnya Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di MalakaMalaysia. Kerajaan ini didirikan oleh Parameswara, kemudian mencapai puncak kejayaan di abad ke 15 dengan menguasai jalur pelayaran Selat Malaka, sebelum ditaklukan oleh Portugal tahun 1511. Kejatuhan Malaka ini menjadi pintu masuknya kolonialisasi Eropa di kawasan Nusantara.
Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan sebagai bahan kajian sejarah, namun keberadaan kerajaan ini dapat diketahui melalui Sulalatus Salatindan kronik Cina masa Dinasti Ming. Dari perbandingan dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari pemerintahan masing-masing raja Malaka.
Pada awalnya Islam belum menjadi agama bagi masyarakat Malaka, namun perkembangan berikutnya Islam telah menjadi bagian dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh gelar sultanyang disandang oleh penguasa Malaka berikutnya.

1.      Faktor yang menyebabkan runtuhnya kota Malaka pada saat itu.
Orang-orang Portugis mempunyai semangat perjuangan yang sangat tinggi, memiliki perlengkapan senjata yang lebih sempurna, dan terlatih dalam peperangan. Kemenangan-kemenangan yang mereka peroleh dalam peperangan di pantai barat India melawan orang-orang Gujarat, Kalikut, Persia dan Mesir mempertebal semangat perjuangan dan keyakinan mereka, bahwa orang-orang portugis mempunyai kemampuan untuk menghadapi lawan manapun juga. Semangat yang demikian tidak dimiliki oleh tentara Malaka dalam mempertahankan negaranya. Sikap mundur sambil menunggu saat yang baik untuk mengadakan serangan balasan, pada hakikatnya, langkah yang salah dalam ilmu strategi, karena tindakan itu memberikan kesempatan kepada lawan untuk menduduki tempat yang harus mereka pertahankan. Untuk merebutnya kembali, tidaklah mudah.
Sultan Mahmud Syah menyingkir ke Pahang, kemudian ke Bintan, dan akhirnya ke Kampar, setelah yakin bahwa ia tidak mampu membebaskan kembali Malaka dari kekuasaan orang Portugis. Malaka sepenuhnya jatuh ke dalam kekuasaan asing, ke tangan orang Portugis. Pemerintahan nasional bertukar dengan pemerintahan kolonial. Juga melalui Bandar Malaka, kekuasaan kolonial itu melebarkan sayapnya kejurusan timur menuju wilayah Indonesia, ke jurusan utara menuju negara-negara di sepanjang laut cina selatan.
Pada waktu bangsa Portugis menduduki malaka pada tahun 1511, mereka lebih suka pada pedagang-pedagang yang beragama Hindu daripada yang beragama Islam. Dengan demikian perniagaan Jawa di malaka menderita kerugian, dan oleh karena itu banyak pedagang Islam yang menyingkir ke Aceh. Pada waktu bangsa Portugis datang di Indonesia, boleh di bilang bangsa Jawalah yang memegang monopoli rempah-rempah disana. Berkali-kali benteng malaka mengalami serangan-serangan yang membahayakan dari bangsa Jawa, Aceh dan Melayu dari Kerajaan Johor. Pada tahun 1512 misalnya, Demak dan Jepara bersama-sama mengirimkan suatu armada terdiri dari 100 kapal dan 12.000 orang. Ekspedisi ini yang disiapkan dalam lima tahun semulanya di tujukan untuk menyerang kesultanan Malaka, akan tetapi sesudah kota malaka direbut oleh bangsa Portugis serangan itu lalu ditangkis. Pada tahun 1554 dan 1574 kembali pula bangsa Jawa menyerang Malaka. Pada tahun 1530 suatu armada gabungan Jawa-Makasar-Banda dikalahkan oleh armada Portugis di Ambon.

2.      Kemerosotan negara islam yang berada di Malaka.
Aktifitas perdagangan di selat Malaka pada waktu itu didominasi oleh dagang Islam. Mereka hanya melakukan aktivitas perdagangan pada bandar-bandar perdagangan Islam. Malaka berkembang menjadi kota pelabuhan internasional. Banyak di antara pedagang-pedagang besar asing, yang mempunyai perwakilan di kota Malaka, menetap di situ demi kepentingan dagang. Mereka tidak menjadi warga negara malaka, tetapi tetap orang asing. Dalam sengketa antara orang-orang Malaka dan orang Portugis, mereka lebih baik bersikap netral demi keselamatan diri dan harta miliknya. Satu-satunya ikatan pada malaka ialah ikatan dagang. Pada waktu itu, pajak yang harus di bayar pedagang asing yang memasukan barang dagangannya ke pelabuhan Malaka juga sudah sangat tinggi. Orang Malaka yang hanya menjalankan “dagang timpuh” mendapat keuntungan yang besar sekali, lebih besar dari pedagang asing yang datang dari jauh, bersusah payah memuat dan membongkar kapal, mengarungi laut yang penuh bahaya. Di pelabuhan Malaka, mereka dipukul pajak sangat tinggi, tidak sesuai dengan keuntungan yang mereka peroleh. Politik pajak yang demikan menumbuhkan rasa acuh tak acuh pada para pedagang.
Seperti telah disinggung secara sambil lalu, Malaka menjadi sarang permusuhan antar golongan. Setiap kali ada pergantian sultan atau bendahara, timbul sengketa antar golongan. Sikap benci membenci mengeram di dalam dada, menetas sebagai permusuhan. Permusuhan antar golongan pasti melemahkan pemerintahan. Para bangsawan terpecah belah, dan membentuk kelompoknya masing-masing yang harus menyokong gerakannya untuk meruntuhkan lawannya. Malaka telah retak dari dalam. Bendahara baru Paduka Raja dan Sultan Mahmud Syah, sebagai pucuk pimpinan pemerintahan, tidak mampu memulihkannya kembali.

3.      Kedatangan Portugis ke Malaka dan faktor pendorong kedatangannya.
Kedatangan orang-orang Portugis di bawah pimpimnan Diego Lopez de Squeira ke malaka atas perintah raja Portugis, bertujuan untuk membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa-penguasa di malaka. Perjanjian-perjanjian ini di maksudkan untuk memeperoleh suatu izin perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak. Jadi semboyan orang-orang Portugis untuk meluaskan daerah pengaruhnya tidak hanya bermotif penyebaran agama akan tetapi terutama motif ekonomi. Ini adalah motif utama yang mempengaruhi politik Potugal pada waktu itu. Hak inipun terbukti dari keadaan yang dialami St. Francis Xaverius ketika ia datang di Malaka. Ia menyangka bahwa setelah kedatangan orang-orang Portugis ke sana, mereka telah melaksanakan tujuan expansinya, yaitu penyebaran agama. Akan tetapi yang didapatnya di Malaka yang sebaliknya, yaitu keadaan kemerosotan moral.
Maksud Portugis untuk menduduki Malaka adalah untuk menguasai perdagangan melalui selat Malaka atau berdagang dengan malaka semata-mata. Seperti diketahui orang-orang Gujarat beramai-ramai datang berdagang ke Malaka. Orang-orang Portugis hendak menguasai perdagangan antara pelabuhan-pelabuhan di India, yaitu du Gujarat, Benggala dan Golkonda dan hendak menyalurkan perdagangan ini melalui selat malaka. Sultan Malaka pada waktu itu ialah Mahmud Syah. Karena usaha orang-orang Portugis untuk menguasai Malaka maka terjadilah perang dengan Sultan Mahmud Syah dan rakyatnya.

4.      Malaka sebagai salah satu saksi jalur interaksi perdagangan dan berbagai konflik yang terjadi antara VOC dengan Kerajaan Johor.
Di Malaysia, usaha VOC untuk memonopoli timah menyebabkan banyak kesulitan dan kebingungan seperti halnya yang mereka alami di Sumatera. Pos VOC di Malaka tidak bisa makmur, sebagian besar karena VOC mengadopsi kebijakan-kebijakan dagang yang cenderung lebih membantu Batavia sebagai pelabuhan daripada Malaka. Para pedagang Cina maupun India tidak didukung berdagang di Malaka dan malah diarahkan ke Batavia. Di ujung selatan Selat Malaka, kerajaan Johor mengambil untung dari nilai strategisnya bagi Belanda dengan membangun negara perdagngan yang makmur yang didasarkan pada pelabuhannya di Riau. Pada tahun 1687 dilaporkan bahwa 500-600 kapal dagang terlihat disana, termasuk orang-orang Siam, Cina, Aceh, Perak, Kedah, Portugis, Inggris, dan lainnya. Pada tahun 1673, jambi menyerang dari seberang Selat Malaka dan Merampas Riau, membawa 3.500 tahanan. Pada dekade terakhir abad XVII, Johor ditimpa oleh intrik-intrik penggulingan dinasti berdarah yang melemahkan politik dan perdagangannya. Namun, pada awal abad XVIII, Johor tak diragukan lagi merupakan kekuatan malaysia terbesar, yang membuat VOC merasa wajib mengakomodirnya. Pada saat ini,  VOC berada diambang konflik-konflik yang baru dan mahal di Jawa yang dapat membatasi statusnya sebagai pengamat yang netral atas konflik di Selat Malaka. Berbagai usaha VOC mengendalikan mengendalikan timah Malaysia langsung di wilayah sumbernya menemui kegagalan. Terkadang, kegagalan tersebut memakan korban, seperti di Perak pada tahun 1651 ketika penguasa lokal membunuh 27 orang Belanda di pos VOC lokal.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah kita bahas tadi, dapat kita simpulkan bahwasannya Malaka merupakan salah satu faktor penting bagi perdagangan dunia saat itu. Terbukti oleh kedatangan orang-orang Portugis ke Malaka yang pada saat itu dibawah kepemimpinan dari Diego Lopez de Squeira, yang memiliki tujuan atau motif utama yaitu ekonomi perdagangan. Untuk mewujudkan hal tersebut sebagai langkah awal kedatangan Portugis ke Malaka, yaitu dengan cara melakukan dan membuat perjanjian-perjanjian dengan para penguasa-penguasa Malaka. Pada saat itu Malaka di pimpin oleh Sultan Mahmud Syah. Malaka banyak mengalami perkembangan. Bukti perkembangan Malaka yaitu Malaka telah menjadi pelabuhan Internasional. Banyak pedagang-pedagang asing yang menetap di Malaka untuk sekedar kepentingan dagang saja. Perdagangan pada waktu itu, juga merupakan satu-satunya ikatan yang ada pada Malaka.
Pada tahun 1511, setelah bangsa Portugis menduduki Malaka, mereka lebih condong suka terhadap pedagang-pedagang yang beragama Hindu daripada yang beragama Islam. Walaupun aktifitas perdagangan di Malaka saat itu di dominasi oleh pedagang Islam. Hal ini menimbulkan suatu penderitaan kerugian terhadap perniagaan Jawa yang berada di Malaka. Padahal pada itu bangsa Jawalah yang memegang monopoli rempah-rempah di Malaka.
Selain daripada itu, adapun sisi lain keburukan dari kota Malaka pada waktu itu, yaitu Malaka juga merupakan sarang permusuhan antar golongan. Terbukti setiap ada pergantian Sultan atau Bendahara, timbul dan terjadi sengketa atau perselisihan antar golongan. Itu semua yang menjadi cikal bakal adanya sikap saling benci membenci antar yang satu dengan lainnya. Hal terparah yang ditimbulkan oleh sikap itu adalah terpecah belahnya para kaum bangsawan. Padahal ini merupakan salah satu indikator penting kota Malaka saat itu untuk menjadikan Malaka semakin berkembang.
Lain daripada itu, Malaka juga memiliki mental yang sangat kecil untuk melakukan pertahanan terhadap ketahanan wilayahnya. Salah satu faktanya yaitu bahwa Malaka lebih baik mundur dalam peperangan dan lebih baik menunggu saat yang tepat untuk melancarkan serangan balasan. Padahal dalam ilmu strategi, tindakan tersebut memberikan peluang terhadap musuh untuk bisa merebut wilayah yang dipertahankan.
Semua hal tadi merupakan inti dari semua fakta dan hal penting yang ada pada Malaka saat itu. Yang di mulai dari perkembangan kota Malaka kota Malaka hingga penyebab runtuh dan hancurnya kota Malaka. Yang perlu kita ingat adalah bahwasannya Malaka merupakan ujung tonggak atau pusat perdagangan yang sangatlah penting dalam sejarah ekonomi perdagangan pada masa itu.

B.     Kritik dan Saran
Mungkin dalam pembuatan makalah yang kami buat banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu penulis bersedia menerima saran maupun kritik demi perbaikan selanjutnya.




DAFTAR PUSTAKA


Darmawijaya, 2010. Kesultanan Islam Nusantara, Jakarta: Al- Kautsar. Inriyawati Emmy, Sejarah, Jakarta: Graha Pustaka.
I MD, Yudayana & I MD, Pages, 1989. Penuntun Pelajaran  Sejarah, Bandung: Ganeca Exact, cetakan ke dua.
Purwanto Djoko & Indriyawati Emmy, 2006. Sejarah IPS, Untuk SMA, Jakarta: Graha Pustaka.
Purwito Edy, 1987. Sejarah Nasional Indonesia dan Sejarah Dunia. Solo: Tiga Serangkai.


Makalah Sewa Menyewa

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat dan salam kepada junjungan kita N abi besar...