Monday 9 January 2017

Makalah Peranan Filsafat

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Manusia sebanarnya diciptakan oleh  Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itulah dapat disimpulkan dari kemampuannya untuk  berfikir, berkehendak, dan merasa. Dengan pikirannya, manusia mendapatkan (ilmu) pengetahuan. Dengan kehendaknya, manusia mengarahkan prilakunya. Dan dengan perasaanya pula, manusia dapat mencapai kesenangan.
Perbedaan mendasar antara manusia dengan makhluk lain (hewan) ialah, manusia diberikan kelebihan akal dan pikiran (ide) untuk merenungkan segala bentuk persoalan (keadaan) dalam hidupnya. Manusia dapat memecahkan dan menjelaskan kehidupan dunia sekelilingnya, antara dunia subjektif dan dunia objektif. Dalam hubungan antara pikiran atau ide manusia dan keadaan (materi) atau kenyataan di sekelilingnya itu, sudah tentu banyak terdapat persoalan. Tetapi di antaranya, yang paling pokok dan mendasar adalah antara pikiran dan keadaan atau antara ide dan materi, yang manakah yang lebih dahulu. Ini menjadi masalah yang terpokok dan paling mendasar, karena setiap sistem filsafat atau pandangan dunia, mau tak mau harus menjawab hal ini. Dan jawabannya adalah menjadi pangkal tolak pandangan filsafatnya.
Kata filsafat ini sebenarnya berkaitan erat dengan segala sesuatu yang bisa dipikirkan oleh manusia. Bahkan tidak akan pernah ada habisnya, karena mengandung dua kemungkinan, yaitu proses berpikir dan hasil berpikir. Filsafat dalam arti pertama adalah jalan yang ditempuh untuk memecahkan masalah. Sedangkan, pada pengertian kedua, merupakan rangkaian kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan atau pembahasan masalah. Filsafat dari segi bahasa, pada hakikatnya adalah menggunakan rasio (berpikir). Tetapi, tidak semua proses berpikir disebut filsafat. Manusia yang berpikir, dapat diketahui dalam kehidupan sehari-hari.
Persoalanya kemudian, bagaimana ketika pemikiran filsafat ini diarhkan untuk membangun Ilmu-Ilmu Social. Tentunya akan sanggat mendukung dapat memberi nilai manfaat terhadap proses berfikir ilmiah, dapat pula terdapat hasil berfikir ilmiah. Pemikian Filsafat dalam kaitainya dengan ilmu sosial ini, merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari persoalan sosial kemasyarakatan secara kritis, radikal dan komprehensif. Peran filsafat sosial dalam ranah kehidupan sosial harus berpartisipasi dalam melayani manusia. Karena itu para ilmuan sosial harus menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani. Filsafat sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek, dan semua praktek dan teori harus didiskusikan. Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan dengan demikian posisi mereka sebagai manusia dapat berubah.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan mendasar dalam penulisan Makalah ini yaitu:
1.      Apa itu filsafat?
2.      Fungsi dan peranan Filsafat ?
3.      Bagimana Pemikiran Filsafat Dalam Membangun Ilmu-Ilmu Social?

C.     Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.      Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan:
1.      Apa itu filsafat?
2.      Fungsi dan peranan Filsafat ?
3.      Pemikiran Filsafat Dalam Membangun Ilmu-Ilmu Social ?
4.      Memenuhi tugas perdana martikulasi pada matakuliah Tinjauan Filsafat Dalam Pelaksanaan Penelitian Ilmu-Ilmu Social.
2.      Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu Sebagai penambah bahan bacan dan pengetahuan terutama bagi penulis sebagai proses mempelajari filsafat dan kaitanya dengan ilmu-ilmu social. Serta dapat menamba pengetahuan bagi siapa saja yang hendak mempelajari filsafat.



BAB II
PEMBAHASAN

A.     Filsafat
Secara singkat dan sederhana yang dimaksud filsafat adalah:  seluruh pandangan manusia terhadap dunia keseluruhanya baik alam maupun pikiran. Dengan kata lain, belajar filsafat berarti belajar tentang dasar atau pangkal pandangan kita terhadap gejala-gejala alam, masyarakat dan pikiran. Setiap manusia mempunyai pandangan–pandangan tertentu misalnya, tentang alam.

1.      Pengertian Filsafat menurut para Filsuf
Filsafat dalam perkembangannya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan mempunyai perbagai penertian. Namun memiliki tujuan yang sama. Sebab dasar filsafat adalah pikiran (ide) manusia. Karena begitu luasnya kajian filsafat, maka banyak filosof yang berbeda dalam mengertikan filsafat.
Ada beberapa catatan sejarah tentang pengertian filsafat menurut para filosofis terkemuka, diantaranya, Plato (427 SM–348 SM) mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli. Sedangkan Aristoteles (382 SM–322 SM) filsafat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu – ilmu metafisika, logika, etika, dan antropologi. Sehubungan dengan itu, tokoh filsafat muslim Al Farabi (870 M–950 M) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bagaimana hakikat yang sebenarnya. Sementara Descartes (1590 M – 1650 M) mengemukakan bahwa filsafat merupakan kumpulan dari segala pengetahuan di mana tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok infestigasi. Teori filsafat tersebut takjau berbeda dengan teori yang di sampaikan Filsuf Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) mendeskripsikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal ilmu pengetahuan yang mencakup di dalam metafisika, etika, agama, dan antropologi. Sebenarnya setiap manusia dapat mendeskripsikan sendiri pengertian dari filsafat. Asalkan, dapat membayangkan luasnya ruang lingkup yang di kaji dari filsafat tersebut. Begitu juga para filosof yang telah mengemukakan definisi – definisi di atas, pada hakikatnya sama. Tidak ada pertentangn, hanya saja cara menyampaikannya yang berbeda. Dan tokoh filsafat Muslim lain seperti Al-Kindi mengartikan Filsafat adalah tentang realitas hal-hal yang mungkin bagi manusia, karena tujuan filsof dalam pengetahuan teoritis adalah untuk memperoleh kebenaran, dan dalam pengetahuan praktis untuk berprilaku sesuai dengan kebenaran.
Dari berbagai teori filsafat yang dikemukan diata, maka penulis berkesimpulan bahwa filsafat adalah kumpulan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil berfikir sesorang untuk menjelaskan keadaan alam sekitaranya. Sebab dasar dari filsafat itu adalah proses berfikir.

2.      Berfikir Filsafat
Berfikir filsafat menjadi cirri orang yang beradap (madani) adalah orang yang mencoba mengunakan akal budi untuk memecahkan problem. Itulah sebabnya, dalam prilaku hidup yang gemar berfikir filsafat selalu penuh dengan rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu termasud tentu didukung oleh sejumlah data yang jelas, akuntabel, dan valid. Dengan demikian berfilsafat menandai orang yang kritis.
Setiap detik manusia pasti berfikir, ketika dia sadar diri. Berfikir filsafat tentu berbeda dengan berfikir yang lain. Berfikir filsafat, kuncinya adalah untuk meraih ebijaksaan hidup. Memang harus diakui bahwa konsep filsafat masih sering memunculkan penafsiran bermacam-macam. Namun demikian, inti filsafat memang bermakna kebijaksanaan. Filsafat merupakan wahana berfikir.
Orang yang gemar berfilsafat artinya cinta kebijaksanaan. Orang yang berfikir filsafat, adalah orang yang memiliki pola pikir tertata, jernih dan meyakinkan. Berfikir filsafat adalah sebuah langkah penjelasan ilmu. Berfikir dengan filsafat ilmu berarti memikirkan dasar-dasar keilmuan dari objek pemikiran filsafat yang luas. Objek pemikiran filsafat adalah segala sesuatu yang ada di alam semesta. Segala yang ada merupakan bahan pemikiran filsafat. Bahwa berfilsafat adalah berfikir. Hal ini tidak berarti setiap berfikir adalah berfilsafat, karena berfilsaf itu berfikir dengan ciri-ciri tertentu.

3.      Ciri-Ciri Berfikir Filsafat
Ciri-ciri berfikir filsafat secara singkat dan jelas dapat di ketahui yaitu:
a.       Membangun pemehaman tentang makna dan membimbing tindakan.
b.      Berfikir secara ketas, tuntas, rinci, dan habis-habisan.
c.       Berfikir secara seismatik dan sistemik.
d.      Membangun bangang konsepsional (Peta Konsep).
e.       Jawaban-jawaban serial prihal kepilsafatan (5W + 1 H).
f.        Merupakan pemikirian yang kohoren, rutut dan sismatis
g.       Hasil dari pemikiran laogis dan rasional.

B.     Peranan Dan Fungsi Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan
1.      Peranan Filsafat
1)      Peranan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan
Ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia dan memecahkan berbagai persoalan hidup. Untuk mengatasi masalah-masalah, manusia membutuhkan kesadaran dalam memahami lingkungannya. Di sinilah ilmu-ilmu membantu manusia mensistematisasikan apa yang diketahui manusia dan mengorganisasikan proses pencariannya.
Meskipun demikian, pada kenyataannya peranan ilmu pengetahuan dalam membantu manusia mengatasi masalah kehidupannya sesungguhnya terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, ilmu-ilmu pengetahuan membutuhkan filsafat. Dalam hal inilah filsafat menjadi hal yang penting.
C.Verhaak dan R.Haryono Imam dalam bukunya yang berjudul Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Atas Cara Kerja Ilmu-ilmu, menjelaskan dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu. Pertama, filsafat ikut menilai apa yang dianggap “tepat” dan “benar” dalam ilmu-ilmu. Apa yang dianggap tepat dalam ilmu-ilmu berpulang pada ilmu-ilmu itu sendiri. Dalam hal ini filsafat tidak ikut campur dalam bidang-bidang ilmu itu. Akan tetapi, mengenai apa kiranya kebenaran itu, ilmu-ilmu pengetahuan tidak dapat menjawabnya karena masalah ini tidak termasuk bidang ilmu mereka. Hal-hal yang berhubungan dengan ada tidaknya kebenaran dan tentang apa itu kebenaran dibahas dan dijelaskan oleh filsafat. Kedua, filsafat memberi penilaian tentang sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan pengetahuan manusia guna mencapai kebenaran.
Dari dua penilaian filsafat atas kebenaran ilmu-ilmu di atas, dapat dillihat bahwa ilmu-ilmu pengetahuan (ilmu-ilmu pasti) tidak langsung berkecimpung dalam usaha manusia menuju kebenaran. Usaha ilmu-ilmu itu lebih merupakan suatu sumbangan agar pengetahuan itu sendiri semakin mendekati kebenaran. Filsafatlah yang secara langsung berperan dalam usaha manusia untuk mencari kebenaran. Di dalam filsafat, berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan kebenaran dikumpulkan dan diolah demi menemukan jawaban yang memadai.

2)      Peranan Filsafat dalam membangun Ilmu-Ilmu Sosial
Sebelum memaparkan lebih jauh terkait dengan peranan filsafat dalam membangun ilmu-ilmu social, maka terlebih dahu penulis akan menguraikan apa saja yang menjadi kajian ilmu-ilmu social. Ilmu sosial terdiri dari antropologi, ekonomi, ilmu hukum, ilmu politik, psikologi sosial, sosiologi, geografi, dan sejarah. Setiap disiplin ilmu tersebut sangat berbeda, tentunya setiap kajian bidang ilmu tersebut memiliki ruang lingkup yang berbeda pula. Filsafat sosial sebagai ilmu kritis dalam melihat dan menganalisis persoalan sosial kemasyarakatan akan terselamatkan dari bahaya-bahaya legalisme, kemunafikan, dan penglarutan kepribadian di satu pihak, dan suatu otonomi di lain pihak. Dengan demikian filsafat sosial dalam hal ini bertitik tolak dari manusia yang dwi tunggal. Individu dan masyarakat.
Peran filsafat dalam membangun ilmu-ilmu sosial dalam ranah kehidupan sosial harus berpartisipasi dalam melayani manusia. Karena itu, para ilmuan sosial harus menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani. Filsafat sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek, dan semua praktek dan teori harus didiskusikan. Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan dengan demikian posisi mereka sebagai manusia dapat berubah.
Filsafat sosial melihat masyarakat sebagai kesatuan manusia dalam kebersamaan. Melalui kebersamaan itu kemudian filsafat sosial melihat struktur, proses dan makna sosial, baik pada masa lalu atau sekarang, yang di dalamnya mempelajari nilai-nilai, tujuan-tujuan individu, kelompok dan kelas sosial. Filsafat sosial sebagai ilmu kritis mempunyai karakter berbeda dari ilmu sosial positif. Karena sifatnya yang kritis, maka filsafat sosial mengenal apa yang disebut sebagai praxis dimana aksi berperan sebagai sumber dan pengesahan teori.
Sesungguhnya filsafat telah memerankan sedikitnya tiga peranan utama dalam sejarah pemikiran manusi. Ketiga peranan yang telah diperankannya itu adalah sebagai pendobrak, pembebas,dan pembimbing.
a.      Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertahan dalam tradisi dan kebiasaan. Dalam hal itu, manusia terlena dalam alam mistik dan mitos. Manusia menerima begitu saja segala penuturan dongeng dan takhayul tanpa mempersoalkannya lebih lanjut. Orang beranggapan bahwa segala mitos dan takhayul itu merupakan bagian yang hakiki dari warisan tradisis nenek moyang, dan segala tradisi itu tidak boleh diganggu gugat.
Keadaan tersebut berlangsung cukup lama. Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu-pintu tradisi yang begitu sakral. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, namun pada akhirnya filsafat telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.
b.      Pembebas
Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu tradisi dan kebiasaan yang penuh dengan berbagai mitos dan mite itu, melainkan juga membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohan. Demikian pula filsafat membantu membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir yang mistis.
Sesungguhnya filsafat berupaya membebaskan manusia dari kekurangan dan kemiskinan pengetahuan. Filsafat pun membebaskan manusia dari cara berfikir yang tidak kritis yang membuat manusia mudah menerima kebenaran-kebenaran semu yang menyesatkan.
Secara riingkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan manusia dari segala bentuk sesuatu yang hendak mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
c.       Pembimbing
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistis dengan membimbing manusia untuk berpikir secara rasional. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan lebih mendalam, yakni berpikir secar universal dan menemukan esensi suatu permasalahan. Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk berpikir secara sistematis dan logis.
2.      Kegunaan filsafat
Beberapa kegunaan filsafat,diantaranya:
a)      Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia,lebih mendidik dan membangun diri sendiri.
b)      Berusaha mempertahankan sikap yang obyektif mengenai intisari sesuatu
c)      Mengajar dan melatih kita memandang dengan luas dan menyembuhkan kita dari sifat Akuisme
d)      Agar menjadi orang yang dapat berpikir sendiri
e)      Filsafat memberikan dasar-dasar dari ilmu-ilmu pengetahuan lainnya
f)        Alat untuk menelusuri kebenaran segala hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra    dandapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah
g)      Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan hidup.
h)      Panduan tentang ajaran moral dan etika.
i)        Sumber ilham dan panduan untuk menjalani berbagai aspek kehidupan.
j)        filsafat mengajarkan kita hidup lebih sadar dan bijak.
k)      Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
l)        Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, yakni Philo dan Sophia. Philo artinya cinta yang dalam mana luas diartikan sebagai keingitahuan yang mendalam, sedangkan Sophia artinya, kebijaksanaan atau kepandaian. Jadi, Filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Seseorang pencinta kebijaksanaan tidak pernah puas akan suatu ilmu pengetahuan dan mengganggap kebenaran itu tidak akan perah final. Ia terus berusaha mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya.
Berfikir filsafat akan mengantarkan sesorang untuk memahami sebuah kebenaran. Sebab dengan berfilsafat pula manusia akan senantiasa merenungkan segala bentuk persoalan (keadaan) dalam hidupnya. Manusia dapat memecahkan dan menjelaskan kehidupan dunia sekelilingnya, antara dunia subjektif dan dunia objektif.Peran Pemikiran filsafat dalam membangun teori ilmu pengetahuan dapat memberi nilai manfaat terhadap proses berfikir ilmiah, dapat pula terdapat hasil berfikir ilmiah. Nilai manfaat yang dimaksud, sesuai dengan sifat atau ciri sifat karakteristik, pemikiran filsafat itu sendiri.
Peran filsafat dalam membangun ilmu-ilmu sosial dalam ranah kehidupan sosial harus berpartisipasi dalam melayani manusia. Karena itu, para ilmuan sosial harus menentukan keberpihakannya kepada siapa mereka melayani. Filsafat sosial harus menolak pemisahan antara teori dan praktek, dan semua praktek dan teori harus didiskusikan. Kepentingan praktek bagi ilmuan sosial adalah untuk membebaskan manusia dari ketertindasan dengan demikian posisi mereka sebagai manusia dapat berubah.
B.     Saran
Berfikir filsafat itu sangatlah penting dalam menetungkan langkah hidup dan kehidupan seseorang. Sebab dengan berfir filsafat ia, akan mengetahui sebuah kebenaran hakiki. Dengan berfilsafat pula seseorang akan hati-hati dalam menentukan langkah. jika, sesorang telah memilih dan menetapkan jalan hidupnya, maka hal itu adalah keputusan yang ia ambil melalui jalan filsafat. Olehnya itu, berfikir filsafat akan menentukan seseorang dalam meraih kebahagiaan hidupnya. 


DAFTAR PUSTAKA

·        Soekanto Soerjono, 2007.  Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT Raja Grafindo, hal: 5
·        Materi Dasar  Pusat Perjuangan Mahasiswa Untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) “Filsafat Materialisme Dialektika Historis.
·        Bertrand Russell, 2007. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitanya Dengan Kondisi Sosio-Politik Dari Zaman Kuno Hingga Sekarang, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hal: v
·        Materi Dasar  Pusat Perjuangan Mahasiswa Untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) “Filsafat Materialisme Dialektika Historis.
·        Wahyu Murtiningsih, 2012. Para Fulsuf Dari Plato Sampai Ibnu Bajjah. Jogjakarta: Ircisod. Hal: 5.
·        Materi Dasar  Pusat Perjuangan Mahasiswa Untuk Pembebsan Nasional (PEMBEBASAN) “Filsafat Materialisme Dialektika Historis.
·        M. Subhi Ibrahim, 2012. Al-Farabi Sang Pemikir Logika Islam, Jakarta: PT Dian Rakyat.Hal: 5.
·        Suwardi Endraswara, 2012. Filsafat Ilmu, Konsep, Sejarah, dan Pengembangan Metode Ilmiah. Yogyakarta: Caps.
·        Teguh Prasetyo, Abdul Halim Barkatullah, 2013. Filsafat, Teori Dan Ilmu Hukum Pemikiran Menuju Masyarakat Yang Berkeadilan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Hal:
·        Ramli Umar. Bahan ajar Filsafat Sosial dan Metode Ilmu Peneitian, Disampaikan dalam Kuliah Martikulasi Program Studi IPS Kehususan Sejarah, pertemuan kedua, Selasa 1 Juli 2014.




No comments:

Post a Comment

Makalah Sewa Menyewa

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat dan salam kepada junjungan kita N abi besar...