Sunday 1 January 2017

MAKALAH PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

PERKEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Semua anak, khususnya anak sekolah dasar menampakkan kesenangan belajar dan bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat tinggi dapat dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif. Mereka senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan lainnya yang mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun singkong untuk membuat boneka wayang, dan dahan pisang untuk membuat pistol-pistolan. Mereka cenderung meniru dan mencoba apa yang mereka lihat dan ketahui. Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang banyak, walaupun mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan mencapai cita-cita mereka memerlukan pengorbanan dan kerja keras.
Mereka juga belum menyadari perlunya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi belajar, seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin belajar, dan lebih dari itu, mereka ingin belajar sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin. Oleh karena itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Caranya adalah dengan membuat situasi belajar yang menarik dan sekreatif mungkin sehingga anak-anak dapat memiliki keinginan untuk kreatif seperti yang dilakukan oleh gurunya. Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang kreatif.
Perilaku kreatif adalah hasil pemikiran kreatif. Karena itu sistem pendidikan hendaknya dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif, di samping pemikiran logis dan penalaran. Namun dalam kenyataannya masih sedikit sekolah yang menyelenggarakan upaya pengembangan kreativitas dan bakat anak. Hal ini disebabkan antara lain oleh masih sangat langkanya literatur yang membahas secara menyeluruh dan terinci mengenai kreativitas, bakat, dan upaya-upaya pengembangannya  khususnya di sekolah dasar.

1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penyusun dapat memberikan rumusan masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Antara lain :
1.2.1        Pengertian kreativitas;
1.2.2        Unsur-Unsur Kreativitas
1.2.3        Ciri-ciri kreativitas;
1.2.4        Faktor pendukung dan penghambat kreativitas anak usia dini;

1.3  Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, dapat menyimpulkan tujuan penulisan makalah ini antara lain :
1.3.1        Pertama-tama tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik;
1.3.2        Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian kreativitas;
1.3.3        Mahasiswa mengetahui dan memahami Unsur-Unsur Kreativitas;
1.3.4        Mahasiswa mampu mengklasifikasikan ciri-ciri kreativitas;
1.3.5        Mahasiswa mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat kreativitas anak usia dini;



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kreativitas
Secara alamiah perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam bakat, minat, jasmani, kematangan emosi, kepribadian, keadaan jasmani, dan sosialnya. Selain itu, setiap anak memiliki kemampuan tak terbatas dalam belajar, untuk dapat berfikir kereatif dan produktif. (Ahmad Susanto, 2011 : 111) Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. (Trisno Yuwono, 2003 : 330)
Menurut Munandar yang dikutip oleh Syafaruddin dan Herdianto, kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas juga diartikan dengan kemampuan yang berdasarkan data atau informasi yang menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana pendekatannya adalah pada kuantitas dan keragaman jawaban. Secara operasional, kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. (Syafaruddin dan Herdianto, 2011 : 87) Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut psikolog humanistik, Abraham Maslow dan Carl Rogers dikutip oleh Utami Munandar menyatakan bahwa seseorang dikatakan mengaktualisasikan dirinya apabilas eseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu menjadi, mengaktualisasikan, atau mewujudkan potensinya. Menurut Maslow aktualisasi diri merupakan karakteristik yang fundamental, suatu potensialitas yang ada pada semua manusia saat dilahirkan, akan tetapi sering hilang, terhambat atau terpendam dalam proses pembudayaan. Jadi sumber dari kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang. (Utami Munandar, 1999 : 19)
Menurut Harris seperti dikutip oleh Hamdani mengemukakan bahwa kreativitas dapat ditinjau dari (3) hal, yaitu :
a.       Krativitas adalah suatu kemampuan, yaitu kemampuan untuk membayangkan atau menciptakan sesuatu yang baru, kemampuan untuk membangun ide-ide baru dengan mengombinasikan, mengubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada;
b.      Kreativitas adalah suatu sikap, yaitu kemauan untuk menerima perubahan dan pembaharuan, bermain dengan ide dan memiliki fleksibilitas dalam pandangan;
c.       Krativitas adalah suatu proses, yaitu proses bekerja keras dan terus menerus sedikit demi sedikit untuk membuat perubahan dan perbaikan terhadap pekerjaan yang dilakukan. (Hamdani, 2002 : 2)
Secara umum kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk berfikir tentang sesuatu dengan suatu cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan penyelesaian yang unik terhadap berbagai persoalan. (Semiawan, 1999 : 89).
Dari beberapa defenisi oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru yang berbeda dari sebelumnya, baik berupa gagasan atau karya nyata dengan menggabung-gabungkan unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Hal baru disini adalah sesuatu yang belum diketahui olehnya, meskipun hal itu merupakan hal yang tidak asing lagi bagi orang lain, dan bukan hanya dari yang tidak menjadi ada, tetapi juga kombinasi baru dari sesuatu yang sudah ada.
Pada umumnya kreativitas dirumuskan dalam beberapa istilah, yaitu :
·         Pribadi (person), yaitu kreativitas mengacu kepada kemampuan yang merupakan cirri/karakteristik dari orang-orang kreatif. Maksudnya, kreativitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap, dan perilakunya;
·         Proses (process), yaitu kreativitas merupakan proses yang mencerminkan kelancaran dalam berfikir;
·         Pendorong (press), yaitu inisiatif seseorang yang tercermin melalui kemampuannya untuk melepaskan diri dari urutan pikiran yang biasa;
·         Produk, (product), yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. (Ahmad Susanto, 2011 : 112-113)

2.2  Unsur Kreatifitas
Banyak orang yang mengira bahwa kreativitas itu banyak ditentukan oleh bakat dan kemampuan bawaan. Ini tidak sepenuhnya benar, karena daya kreatifitas ditentukan oleh perpaduan beberapa unsur berikut:
2.2.1        Kemampuan Berpikir Kritis
Kreatifitas sangat ditentukan oleh kemampuan berpikir kritis tidak merasa puas dengan apa yang ada. Ia ingin mencari sesuatu yang lain daripada yang telah ada. Dengan berpikir kritis, jiwa akan hidup karena didorong terus untuk mencari dan mencari. Dengan berpikir kritis orang dituntut untuk mencari kemungkinan-kemungkinan lain, hubungan-hubunganbaru dan cara-cara baru.
2.2.2        Kepekaan Emosi
Selain berpikir kritis, kepakaan emosi juga sangat perlu agar seseorang dapat menangkap dan merassakan sesuatu yang samar dari apa yang ada disekitarnya.
2.2.3        Bakat
Bakat dapat memperkuat daya kreativitas seseorang, tetapi bukan satu-satunya unsur yang menentukan. Jika demikian, orang yang berbakat menulis akan lebih berhasil dalam menulis dibanding dengan orang yang kurang atau tidak berbakat. Namun demikian seorang yang kreatif tidak hanya mengandalkan bakatnya saja sebab bakat ibarat bara api. Apabila tidak dikipasi akan memberikan panas yang luar biasa jadi agar berarti, bakat harus dilatih dan diasah.
2.2.4        Daya Imajinasi
Kreativitas menuntut daya imajinasi yang tinggi. Dengan daya imajinasi seseorang dapat menciptakan sebuah gambaran utuh dan lengkap dalam fantasinya, serta mampu mengasosiasikan segala sesuatu yang dilihat, dicium, dirasa, didengar atau dirabahnya.

2.3  Ciri-ciri Kreativitas
Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain. Merekapun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam  mencapai tujuan mereka.
Thomas Edison seperti yang dikutip oleh Utami Munandar  mengatakan bahwa dalam melakukan percobaan ia mengalami kegagalan lebih dari 200 kali, sebelum ia berhasil dengan penemuan bola lampu yang bermakna bagi seluruh umat manusia. Pribadi yang kreatif biasanya lebih teroganisasi dalam tindakan. Rencana inovatif serta produk orisinal mereka telah dipikirkan dengan matang lebih dahulu, dengan mempertimbangkan maslah yang mungkin timbul dan implikasinya. (Utami Munandar, 2004: 35).
Adapun ciri-ciri kreativitas ada (3) macam yaitu :
a.       Kefasihan, yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka (open ended) dengan beberapa alternatif jawaban yang benar;
b.      Fleksibilitas, yaitu kemampuan siswa menyelesaikan masalah terbuka (open ended) dengan beberapa cara;
c.       Kebaruan, yaitu kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah terbuka (open ended) dengan beberapa jawaban yang berbeda tetapi bernilai benar dan satu  jawaban yang tidak biasa dilakukan siswa pada tahap perkembangan mereka atau tingkat pengetahuannya. (Hamdani, 2002 : 4)
Menurut Guilford dikutip oleh Ahmad Susanto bahwa ada lima sifat yang menjadi ciri-ciri berfikir kreatif, yakni :
·         Kelancaran, ialah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan;
·         Keluwesan, ialah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan masalah;
·         Keaslian, ialah kemampuan untuk memecahkan dengan cara yang asli;
·         Penguraian, ialah kemampuan untuk menguraikan sesuatu dengan diperinci, secara jelas, dan panjang lebar;
·         Perumusan kembali, ialah kemampuanuntuk meninjau sesuatu persoalan berdasarkan persfektif yang berbeda dengan apa yang telah diketahui oleh banyak orang. (Ahmad Susanto, 2011 hal : 117-118)
Menurut Williams yang dikutip oleh Utami Munandar (Utami Munandar, 1999 : 88) ada dua ciri-ciri kreativitas, yaitu :
a.       Kognitif, yaitu kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif. Ada beberapaciri-ciri kreativitas ditinjau dari kognitif, yaitu :
·         Kemampuan berpikir secara lancar (fluency);
·         Kemampuan berpikir luwes (flexibelity);
·         Kemampuaan berfikir orisinilitas;
·         Kemampuan menilai;
·         Kemampuan memperinci/mendalam (elaboration).
b.      Afektif, yaitu ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afektif ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:
·         Rasa ingin tahu;
·         Bersifat imajinatif;
·         Merasa tertantang oleh kemajemukan;
·         Sifat berani mengambil resiko (tidak takut membuat kesalahan)
·         Sifat menghargai.
Dalam kaitannya dengan kreativitas pada anak usia dini, Ihat Hatimah seperti dikutip oleh Ahmad Susanto mengemukakan beberapa bentuk kretivitas pada anak usia dini, yaitu :
a.       Gagasan/berpikir kreatif, yang meliputi :
·         Berfikir luwes;
·         Berfikir orisinal;
·         Berpikir terperinci;
·         Berpikir menghubungkan.

b.      Aspek sikap, yang meliputi :
·         Rasa ingin tahu;
·         Ketersediaan untuk menjawab;
·         Keterbukaan;
·         Percaya diri;
·         Berani mengambil resiko.
c.       Aspek karya, yang meliputi :
·         Permainan;
·         Karangan. (Ahmad Susanto, 2011 : 121-122)
Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting dasn disukai , mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain. Merekapun tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan mereka.

2.4  Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas Anak
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan. Dalam mengembangkan kreativitas ini terdapat faktor-faktor yang mendudukung dalam menumbuhkan kembangkan kreativitas juga ada faktor-faktor yang menghambat kreativitas seorang anak.
2.4.1        Faktor Pendukung Kreativitas Anak
Pada mulanya kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan yang hanya dimiliki individu tertentu. Dalam perkembangan selanjutnya, dikemukakan bahwa kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan Menurut Hurlock dikutip oleh Ahmad Susanto mengemukakan beberapa faktor yang dapat mendorong dan meningkatkan kretivitas. Antara lain :
·         Waktu, kegiatan anak seharusnya jangan diatur sedemikian rupa, sehingga hanya sedikit waktu yang bisa mereka gunakan untuk membuat suatu gagasan atau konsep;
·         Kesempatan menyendiri, hanya apabila tidak mendapat tekanan dari kelompok sosial, anak dapat menjadi kreatif;
·         Dorongan terlepas dari seberapa jauh prestasi anak, maksudnya untuk menjadi anak yang kreatif mereka harus bebas dari ejekan dan kritikan yang sering kali dilontarkan pada anak yang tidak kreatif;
·         Sarana, sarana bermain atau sarana lainnya harus disediakan untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi, yang merupakan unsur penting dari semua kreativitas;
·         Lingkungan yang merangsang, lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas anak;
·         Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif, artinya orang tua yang tidak terlalu posesif akan mendorong kemandirian anak;
·         Cara mendidik anak, mendidik anak secara demokratis baik dirumah dan disekolah akan meningkatkan kreativitas anak;
·         Kesempatan untuk memperoleh pengetahuan, kreativitas tidak muncul dalam kehampaan. Makin banyak pengetahuan yang dikuasai, maka semakin baik kreativitas anak. (Ahmad Susanto, 2012 : 124)
Utami Munanadar mengemukakan  bahwa faktor-faktor yang mendukung kreativitas adalah :
·         Usia;
·         Tingkat pendidikan orang tua;
·         Tersedianya fasilitas;
·         Penggunaan waktu luang
Selain itu faktor yang mendukung kreativitas menurut Seto, seorang ahli pendidikan anak mengatakan bahwa upaya mengembangkan kreativitas anak dapat dilakukan dengan menggunakan strategi 4P, yakni dengan melihat kreativitas sebagai produk, pribadi, proses, dan pendorong.(Utami Munandar, 1999 : 19)
Selain itu, ada (4) faktor pendukung pengembangan kreativitas anak, yaitu :
·         Rangsangan mental, dengan memberikan motivasi, penguatan, dan menerima kekurangan dan kelebihan anak, anak merasa percaya diri untuk mencoba, berinisiatif dan berbuat sesuatu secara spontan;
·         Iklim dan kondisi lingkungan, lingkungan yang kondusif akan mengembangkan kreatifitas anak, seperti pencahayaan yang cukup, warna-warna yang cerah, terdapat hiasan-hiasan dinding, musik, aroma;
·         Peran guru, guru menjadi orang tua kedua bagi anak, sudah selayaknya guru memberikan yang terbaik pada anak. Seperti guru melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan kreativitas anak;
·         Peran orang tua, orang tua memiliki peranan yang penting terhadap pengembangan kreativitas anak. Dengan menghargai setiap hasil karya anak, anak menjadi berani dan percaya diri untuk belajar terhadap lingkungannya. (Pristina Kusuma, 12-11-2012)

2.4.2        Faktor Penghambat Kreativitas Anak
Menurut Renzulli dalam Ahmad Susanto mengemukakan tiga ciri pokok yang saling terkait serta merupakan kriteria atau persyaratan anak yang berbakat. Yaitu, kemampuan umum, kreativita, dan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi instrinsik. (Ahmad Susanto, 2011 : 125) Dalam mengembangkan kreativitas, seorang dapat mengalami berbagai hambatan, kendala atau rintangan yang dapat merusak dan bahkan dapat mematikan kreativitasnya. Masalahnya ialah bahwa dalam upaya membantu anak merealisasikan potensinya, sering kita menggunakan cara paksaan agar mereka belajar. Penggunaan paksaan atau kekerasan tidak saja berarti bahwa kita mengancam dengan hukuman atau memaksakan aturan-aturan, tetapi juga bila kita memberikan hadiah atau pujian secara berlebih. Ada empat hal yang mematikan kreativitas, yaitu:

Ø  Evaluasi
Rogers dikutip oleh Utami Munandar menekankan salah satu syarat untuk memupuk kreativitas konstruktif ialah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, atau paling tidak menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Bahkan menduga akan dievaluasi pun dapat mengurangi kreativitas anak.(Utami Munandar, 2004 : 223) Selain itu kritik atau penilaian sepositif apapun meskipun berupa pujian dapat membuat anak kurang kreatif, jika pujian itu memusatkan perhatian pada harapan akan dinilai.
Ø  Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan memperbaiki atau meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak demikian. Pemberian hadiah dapat merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas.
Ø  Persaingan (Kompetisi)
Kompetisi lebih kompleks daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri, karena kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi apabila siswa merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain da bahwa yang terbaik akan menerima hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan sayangnya dapat mematikan kreativitas.
Ø  Lingkungan yang Membatasi
Belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang sangat menekankan pada disiplin dan hafalan semata-mata. Ia selalu diberitahu apa yang harus dipelajari, bagaimana mempelajarinya, dan pada ujian harus dapat mengulanginya dengan tepat, pengalaman yang baginya amat menyakitkan dan menghilangkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya utnuk sementara. Padahal, sewaktu baru berumur lima tahun ia amat tertarik untuk belajar ketika ayahnya menunjukkan kompas kepadanya. Contoh ini menunjukkan bahwa jika berpikir dan belajar dipaksakan dalam lingkungan yang amat membatasi, minat dan motivasi intrinsik dapat dirusak. (Utami Munandar, 2004 : 223-224)
Cropley dalam Ahmad Susanto mnegemukakan beberapa krakteristik guru yang cenderung menghambat keterampilan berpikir kreatif anak, anatara lain :
·         Penekanan bahwa guru selalu benar;
·         Penekanan berlebihan pada hafalan;
·         Penekanan pada belajar secara mekanis;
·         Penekanan pada evaluasi eksternal; penekanan secara ketat untuk menyelesaikan pekerjaan. (Ahmad Susanto, 2011 : 126)
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita dapati perlakuan dan tindakan anak dengan berbagai polah dan tingkah laku. Sehingga ekspresi kreativitas anak kerap menimbulkan efek kurang berkenan bagi orang tua. Misalnya orang tua melarang anak merobek-robek kertas karena takut rumah jadi kotor, atau berteriak saat anak main pasir karena takut anak terkena kuman. Padahal tiap anak memiliki ekspresi kreativitas yang berbeda, ada yang terlihat suka mencoret-coret, beraktivitas gerak, berceloteh, melakukan eksperimen, dan sebagainya. Penyikapan orang tua seperti itu berarti merupakan salah satu contoh dari sekian banyak faktor yang menghambat kreativitas seorang anak. (Hudiani Jannah, 12,11,2012)


BAB III
PENUTUP

3.1  Simpulan
Seperti yang kita ketahui, anak-anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil resiko (tetapi dengan perhitungan) dari pada anak-anak pada umumnya. Siswa berbakat kreatif biasanya mempunyai rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut tinjau, dan memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-kemungkinan yang dikhayalkan.

3.2  Kritik dan Saran
Berdasarkan kenyataan di lapangan, kita dapat menemukan beberapa pengajar yang masih kurang memperhatikan pengembangan kreativitas anak didiknya, maka dari itu kita sebagai calon-calon pendidik masa depan harus mempersiapkan sejak dini rencana-rencana pengajaran yang merujuk pada pengembangan kreativitas anak-anak didik dengan berbagai teori dan peran-perannya yang telah penulis ungkapkan pada makalah ini demi kemajuan kreativitas anak-anak bangsa dimasa yang akan datang.
Dari hasil makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua umumnya kami pribadi. Dan segala yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari diri saya. Penyusun sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari berbagai sisi, jadi kami harapkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan karya ilmiah selanjutnya.







DAFTAR PUSTAKA


Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta : Kencana, 2011.
Syafaruddin & Herdianto, Pendidikan Pra Skolah, Medan : Perdana Publishing, 2011.
Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah , Jakarta : Gramedia Pustaka, 1999.
Semiawan, Conny R, Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999.
Munandar, Utami, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat,Jakarta : Asdi Mahasatya, 2004
Yuwono, Trisno, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Arkola, 2003
Hamdani, Asep Saepul, Pengembangan Kreativitas, Jakarta : Pustaka As-Syifa, 2002.
Lia Hudiani Jannah, Faktor Pendukung dan Penghambat Kreativitas anak, dikutip dari  http://pkaud.blogspot.com/ di akses pada tanggal 12-11-2012

1 comment:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Use this simple form to find hotels, 여주 출장마사지 motels, and other 김해 출장샵 lodging near 전라남도 출장마사지 Harrah's Cherokee Casino 여수 출장샵 & Hotel 성남 출장안마 in Cherokee, NC.

    ReplyDelete

Makalah Sewa Menyewa

KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat dan salam kepada junjungan kita N abi besar...